1.Ready to Wear/Pret-a-Porter
Kebanyakan busana yang kita lihat di butik adalah koleksi yang biasa disebut ready to wear atau net-a-porter dalam bahasa Perancis atau busana siap pakai dalam bahasa Indonesia. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan koleksi suatu label yang diproduksi secara masal. Biasanya koleksi ini dibuat dengan standard clothing size (misalnya S, M, L, dll) dan sudah siap tersedia di toko-toko dalam kuantitas yang banyak.
2.Haute Couture
Kebalikan dengan ready to wear, istilah haute couture artinya adalah high dress making. Kata ini dipakai untuk menjelaskan lini custom made yang khusus dibuat oleh desainer untuk klien mereka. Gaun haute couture hanya akan dibuat berdasar pesanan dan dibuat sesuai ukuran personal klien yang memesan. Jadi, sudah bisa ditebak bahwa lini ini sangatlah mewah, eksklusif dan pastinya one of a kind. Di Paris sendiri terdapat sebuah organisasi yang dinamakan Chambre syndicale de la haute couture yang menentukan desainer mana yang berhak melakukan show couture karena terdapat aturan tersendiri. Beberapa peraturan yang harus diikuti untuk bisa bergabung dengan para couturier lain adalah:
- Menawarkan servis custom made untuk klien, memastikan fitting dan desain yang mereka buat one of a kind.- Desainer harus membuat khusus satu desain baru untuk klien mereka dan mereka diharuskan melakukan fitting sebanyak yang diperlukan untuk satu desain itu hingga selesai dibuat.
- Harus memiliki atelier atau workshop di Paris yang mempekerjakan 15 orang lokal secara full time.
- Dalam satu tahun, desainer harus membuat dua show untuk para media di Paris. Koleksi mereka harus berjumlah kurang lebih 35 items untuk day time wear atau evening wear.
3.Fashion Season Spring/Summer, Fall/Winter
Tren fashion masih ditentukan oleh negara—negara di belahan Barat sana yang memiliki empat musim. Jadi fashion pun masih mengikuti kebutuhan pakaian mereka yang tinggal di sana. Dalam setahun para label pasti akan menggelar dua fashion show besar yaitu Spring/Summer dan Fall/Winter. Seperti musimnya baju-baju untuk musim Spring/Summer, para label pasti menyiapkan koleksi ringan yang memang pas digunakan saat musim tersebut. Warna-warna terang biasa digunakan, bahan ringan hingga pemilihan desain yang lebih mengarah kepada baju untuk liburan. Sedangkan untuk Fall/Winter pemilihan warna yang lebih gelap biasa dipilih, lalu penggunaan material seperti fur, kulit hingga footwear sejenis boots kerap ada di musim ini. Lalu pada saat transisi antara kedua musim ini, beberapa desainer biasanya mengeluarkan mini koleksi seperti Resort dan juga Pre Fall, sebagai sneak peek untuk koleksi besar nantinya.
4. Fashion Faux Pas
Kata "faux pas" sendiri dalam bahasa Perancis artinya pelanggaran yang dilakukan melawan norma-norma sosial yang ada, misalnya mulai dari kebiasaan, aturan atau etiket yang ada. Sedangkan "fashion faux pas" sendiri artinya ketika seseorang terjebak dalam situasi salah kostum, atau penampilannya tidak sesuai dengan dress code atau tren yang ada saat ini. Istilah ini dipopulerkan oleh Louis XIV, dan pada saat pemerintahannya dia sangat senang dengan pertunjukan tari. Jadi jika kamu salah dandan saat menghandiri pesta dansanya, kamu bisa-bisa langsung diusir.
5. The “It” Things
Istilah ini bisa digunakan untuk menjelaskan segala sesuatu yang paling happening, paling gaya dan paling keren yang sedang terjadi saat ini. “It” ini bisa dipakai mulai dari menjelaskan tren, desainer, koleksi, socialiate, aktor hingga penyanyi.
6. Fashionista
Pada awalnya kata fashionista bermakna sedikit negative yaitu menjelaskan seseorang yang gila belanja dan mengikuti semua tren yang ada tanpa memiliki personal style sendiri. Kini para media menggunakan kata fashionista untuk menjelaskan seseorang yang memiliki personal style yang luar biasa, dia berhasil menciptakan tren tersendiri, mampu menggabungkan high fashion dengan koleksi vintage. Intinya perempuan yang memiliki gaya yang stylish dan tidak terdikte oleh fashion.
7. Glitterati
"The glitterati packed the red carpet.", biasanya geng glitterati selalu terlihat terdepan pada saat fashion show, red carpet hingga halawan awal majalah fashion hingga majalah gossip. Grup ini biasanya terdiri dari selebriti, socialite, editor dan fashionista yang semuanya fashionable, glamourous dan yang pasti membuat iri banyak orang lain yang melihatnya.
8. Fashion Editrix
Sebenarnya fashion editrix memiliki arti yang sama dari seorang fashion editor perempuan. Penggunaan kata "Editrix" sebagai pengganti "editor" adalah hasil dari tambahan kata "dominatrix". Editor + Dominatrix = Editrix. Jadi maksudnya adalah Editor yang dominan atau memimpin. Maka dari itu biasanya yang mendapat julukan ini biasanya sudah berada di posisi pimpinan senior. Misalnya Anna Wintour dari majalah Vogue USA dan Emmanuelle Alt pengganti Carine Roitfeld adalah salah satu editor majalah fashion yang paling terkenal bahkan memiliki status sama dengan para glitterati lainnya. Terlihat dari cuplikan film dokumenter soal industri fashion, "The September Issue", pendapat Anna sangat penting sehingga para desainer besar meminta approval-nya secara tidak langsung sebelum melansir koleksi terbarunya. Selain pengaruh besar mereka untuk industri fashion, personality dan personal style membuat para fashion editrix ini tetap menjadi topik hangat untuk dibahas.
9. Androgynous Style
Salah satu advantage lain terlahir menjadi perempuan adalah kita bisa bebas meminjam busana pria dan menjadikan itu sebagai salah satu gaya personal kita. Androgyny atau androgini dalam bahasa Indonesia adalah sebuah gaya yang terinspirasi dari pakaian pria mulai dari siluet, material hingga warna. Beberapa fashion item yang bisa kamu kenakan jika ingin mencoba style ini adalah blazer, celana lurus, bow tie, hingga oxford shoes.
10. Fashion Du Jour
Fashion du jour juga salah satu istilah yang sering kita baca atau dengar. Kata du jour sendiri yang berasal dari bahasa Perancis berarti “hari ini”. Jadi fashion du jour memiliki arti fashion hari ini atau juga bisa dianggap "the latest fashion".
Kebanyakan busana yang kita lihat di butik adalah koleksi yang biasa disebut ready to wear atau net-a-porter dalam bahasa Perancis atau busana siap pakai dalam bahasa Indonesia. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan koleksi suatu label yang diproduksi secara masal. Biasanya koleksi ini dibuat dengan standard clothing size (misalnya S, M, L, dll) dan sudah siap tersedia di toko-toko dalam kuantitas yang banyak.
2.Haute Couture
Kebalikan dengan ready to wear, istilah haute couture artinya adalah high dress making. Kata ini dipakai untuk menjelaskan lini custom made yang khusus dibuat oleh desainer untuk klien mereka. Gaun haute couture hanya akan dibuat berdasar pesanan dan dibuat sesuai ukuran personal klien yang memesan. Jadi, sudah bisa ditebak bahwa lini ini sangatlah mewah, eksklusif dan pastinya one of a kind. Di Paris sendiri terdapat sebuah organisasi yang dinamakan Chambre syndicale de la haute couture yang menentukan desainer mana yang berhak melakukan show couture karena terdapat aturan tersendiri. Beberapa peraturan yang harus diikuti untuk bisa bergabung dengan para couturier lain adalah:
- Menawarkan servis custom made untuk klien, memastikan fitting dan desain yang mereka buat one of a kind.- Desainer harus membuat khusus satu desain baru untuk klien mereka dan mereka diharuskan melakukan fitting sebanyak yang diperlukan untuk satu desain itu hingga selesai dibuat.
- Harus memiliki atelier atau workshop di Paris yang mempekerjakan 15 orang lokal secara full time.
- Dalam satu tahun, desainer harus membuat dua show untuk para media di Paris. Koleksi mereka harus berjumlah kurang lebih 35 items untuk day time wear atau evening wear.
3.Fashion Season Spring/Summer, Fall/Winter
Tren fashion masih ditentukan oleh negara—negara di belahan Barat sana yang memiliki empat musim. Jadi fashion pun masih mengikuti kebutuhan pakaian mereka yang tinggal di sana. Dalam setahun para label pasti akan menggelar dua fashion show besar yaitu Spring/Summer dan Fall/Winter. Seperti musimnya baju-baju untuk musim Spring/Summer, para label pasti menyiapkan koleksi ringan yang memang pas digunakan saat musim tersebut. Warna-warna terang biasa digunakan, bahan ringan hingga pemilihan desain yang lebih mengarah kepada baju untuk liburan. Sedangkan untuk Fall/Winter pemilihan warna yang lebih gelap biasa dipilih, lalu penggunaan material seperti fur, kulit hingga footwear sejenis boots kerap ada di musim ini. Lalu pada saat transisi antara kedua musim ini, beberapa desainer biasanya mengeluarkan mini koleksi seperti Resort dan juga Pre Fall, sebagai sneak peek untuk koleksi besar nantinya.
4. Fashion Faux Pas
Kata "faux pas" sendiri dalam bahasa Perancis artinya pelanggaran yang dilakukan melawan norma-norma sosial yang ada, misalnya mulai dari kebiasaan, aturan atau etiket yang ada. Sedangkan "fashion faux pas" sendiri artinya ketika seseorang terjebak dalam situasi salah kostum, atau penampilannya tidak sesuai dengan dress code atau tren yang ada saat ini. Istilah ini dipopulerkan oleh Louis XIV, dan pada saat pemerintahannya dia sangat senang dengan pertunjukan tari. Jadi jika kamu salah dandan saat menghandiri pesta dansanya, kamu bisa-bisa langsung diusir.
5. The “It” Things
Istilah ini bisa digunakan untuk menjelaskan segala sesuatu yang paling happening, paling gaya dan paling keren yang sedang terjadi saat ini. “It” ini bisa dipakai mulai dari menjelaskan tren, desainer, koleksi, socialiate, aktor hingga penyanyi.
6. Fashionista
Pada awalnya kata fashionista bermakna sedikit negative yaitu menjelaskan seseorang yang gila belanja dan mengikuti semua tren yang ada tanpa memiliki personal style sendiri. Kini para media menggunakan kata fashionista untuk menjelaskan seseorang yang memiliki personal style yang luar biasa, dia berhasil menciptakan tren tersendiri, mampu menggabungkan high fashion dengan koleksi vintage. Intinya perempuan yang memiliki gaya yang stylish dan tidak terdikte oleh fashion.
7. Glitterati
"The glitterati packed the red carpet.", biasanya geng glitterati selalu terlihat terdepan pada saat fashion show, red carpet hingga halawan awal majalah fashion hingga majalah gossip. Grup ini biasanya terdiri dari selebriti, socialite, editor dan fashionista yang semuanya fashionable, glamourous dan yang pasti membuat iri banyak orang lain yang melihatnya.
8. Fashion Editrix
Sebenarnya fashion editrix memiliki arti yang sama dari seorang fashion editor perempuan. Penggunaan kata "Editrix" sebagai pengganti "editor" adalah hasil dari tambahan kata "dominatrix". Editor + Dominatrix = Editrix. Jadi maksudnya adalah Editor yang dominan atau memimpin. Maka dari itu biasanya yang mendapat julukan ini biasanya sudah berada di posisi pimpinan senior. Misalnya Anna Wintour dari majalah Vogue USA dan Emmanuelle Alt pengganti Carine Roitfeld adalah salah satu editor majalah fashion yang paling terkenal bahkan memiliki status sama dengan para glitterati lainnya. Terlihat dari cuplikan film dokumenter soal industri fashion, "The September Issue", pendapat Anna sangat penting sehingga para desainer besar meminta approval-nya secara tidak langsung sebelum melansir koleksi terbarunya. Selain pengaruh besar mereka untuk industri fashion, personality dan personal style membuat para fashion editrix ini tetap menjadi topik hangat untuk dibahas.
9. Androgynous Style
Salah satu advantage lain terlahir menjadi perempuan adalah kita bisa bebas meminjam busana pria dan menjadikan itu sebagai salah satu gaya personal kita. Androgyny atau androgini dalam bahasa Indonesia adalah sebuah gaya yang terinspirasi dari pakaian pria mulai dari siluet, material hingga warna. Beberapa fashion item yang bisa kamu kenakan jika ingin mencoba style ini adalah blazer, celana lurus, bow tie, hingga oxford shoes.
10. Fashion Du Jour
Fashion du jour juga salah satu istilah yang sering kita baca atau dengar. Kata du jour sendiri yang berasal dari bahasa Perancis berarti “hari ini”. Jadi fashion du jour memiliki arti fashion hari ini atau juga bisa dianggap "the latest fashion".